mendahulukan LOGIKA...
atau
mendahulukan PERASAAN...
Jangan biarkan pikiranmu mengambil alih hatimu kecuali dia punya kaki dan keluar dari kepalamu -Patrick Star-
Yang dapat mengendalikan PERASAAN adalah LOGIKA, dan yang dapat mengendalikan LOGIKA adalah PERASAAN.
Self-control itu jauh lebih baik...
Oleh karena itu keduanya harus sinkron, bahkan tidak boleh sampai miring sebelah. Apabila kedua hal tersebut sudah sinkron, barulah seseorang dapat dipandang dewasa. Untuk lebih jelasnya berikut sisi positif dan negatif kedua hal tersebut:
Saya kasih contoh kecil, mungkin ada yang pernah nonton atau baca cerita Naruto?
Nah disitu kita nemuin hal yang berbeda tentang orang yang menggunakan logika ataupun perasaan, seorang Akatsuki seperti Pain/Nagato, lebih cenderung menggunakan logika secara berlebihan, karena melihat realita perang hanya akan menimbulkan kesedihan. Berbeda dengan Sasuke yang lebih cenderung menggunakan perasaan secara berlebihan, karena kecintaannya kepada klannya, sehingga ia rela meninggalkan Konoha. Kedua - duanya sama - sama menghasilkan sesuatu yang buruk. Bahkan sebenarnya lebih buruk orang yang menggunakan perasaannya secara berlebihan. Itulah sebabnya mengapa jauh lebih sulit bagi Naruto untuk menyadarkan Sasuke ketimbang Pain/Nagato, karena Sasuke sudah tidak mengandalkan pemikiran logis, di dalam hatinya hanya keinginan untuk menghancurkan Konoha
Self-control itu jauh lebih baik
Sisi positif:
Ketika menggunakan LOGIKA kita bisa memutuskan sesuatu dengan cara yang benar, membela yang benar, memilih yang baik demi sebuah kebaikan, bijaksana dan adil..yang tentunya membawa kebahagiaan anda dan orang lain dalam jangka panjang.
Namun ketika PERASAAN kits ditumbuhkan, gunakanlah dengan sebaik-baiknya, untuk menolong sesama, membangun religi, melindungi dan membantu yang lemah terhadap sesama. Dalam hal ini tentu hati nurani anda akan terbangun, menjauhkan anda dari rasa BENGIS dan KEJAM.
Self-control itu jauh lebih baik
Sisi negatif:
Ketika terlalu menggunakan LOGIKA kita secara berlebihan, egois, hati nurani akan tertutup, tidak percaya akan adanya TUHAN, melanggar moral, dan tidak ada rasa Iba dan Kasihan terhadap sesama.
Ketika terlalu menggunakan PERASAAN kita tidak dapat memutuskan dan memilih secara objektif, mana yang benar dan mana yang salah.
Keputusan hanya didasarkan
LIKE or DISLIKE.
SO, inti yo rek...
Gunakan dengan bijak, buat keduanya seimbang...